Kamis, 27 Desember 2012

untuk kalian yang sedang dikecewakan


Ini adalah sebuah catatan tentang kekecewaan seorang cewek.bukan,bukan tentang cinta ataupun cowok.tapi ini adalah kekecewaan akan takdirnya (menurut dia sendiri).

Kekecewaan ini terjadi akibat dia sendiri yang menghidupkan harapan yang terlalu tinggi atas takdirnya.tapi sungguh harapan ini sudah dia timbang dengan kemampuannya.bukan kemampuannya yang tinggi,tetapi kemampuannya yang tidak terlalu tinggi membuatnya menaruh harapan yang lebih rendah juga.

saat takdir yang sudah lama ia tunggu dengan penuh rasa gelisah,akhirnya keluar juga.sekian lama ia tunggu tanggal main yang akan menentukan jalan hidupnya ke depan.doa tak pernah lupa ia panjatkan untuk mendapat takdir yang terindah sesuai dengan yang ia harapkan.permintaan doa dari orang terkasihpun tak lupa ia lakukan.

And finally,tanggal penentuan itu pun tiba.tanggal 19 desember adalah hari yang akan dia anggap sebagai mimpi.bagaimana tidak,rencana yang sudah dia bangun dalam pikiran dan harapannya harus diruntuhkan.takdir berkata lain dengan harapannya.sesuatu yang benar-benar belum pernah dia bayangkan.sesuatu yang dia minta dalam doanya agar tidak pernah terjadi.syok,itu yang dia rasakan.menangis adalah luapan spontan saat teringat takdir itu.

Butuh beberapa hari untuk menyadarkannya bahwa itu bukan mimpi,mimpi buruk.itu adalah kenyataan,takdir,dan catatan garis tangannya yang mau tidak mau harus dia terima.

Sampai akhirnya dia sadar,tak ada gunanya dia tangisi juga. Tidak akan terjadi perubahan apapun. Yang ada hanya matanya yang akan sembab dan badannya yang akan semakin kurus karena gak doyan makan.

Sadar nona manis! Ini sudah takdirmu. Ini adalah rezekimu. Yang pasti dipilihkan oleh Allah yang terbaik buat kamu. Berhentilah menangis dan menyalahkan takdir (astaghfirullah). Sekarang tinggal jalani yang ada di depanmu dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh sebagai wujud syukurmu.

Mari nikmati takdir ini! Karena hidup akan terus berjalan!


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © celoteh bocah ndeso