Khao Yai, daerah ini merupakan distrik di Thailand yang belum ramai
dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke Thailand. Objek wisata terkenal yang
ada di sini antara lain Khao Yai National Park, Primo Piazza, Palio Village, Chocolate
Factory, Sunflower field, dan kafe-kafe lucu dengan design design yang
instagrammable yuhu.
Kali ini saya tidak membahas objek-objek wisata tersebut, tetapi hanya yang
kemarin sempat saya kunjungi pada liburan singkat di Thailand ala kere
hore.
Yuk capcus.
How to get there
1. Langkah pertama, kalian harus bangun dari tidur cantik kalian. Pastikan kalian bangun dan
siap2 lebih pagi dari biasanya, apalagi yang berniat just one day trip seperti
kami kemarin. Kemarin, kami sudah bangun pagi, siap2 lebih pagi, tapi ada tragedi
pencarian kunci hostel yang nyelip dulu saat mau keluar kamar. Yihuhu banget.
Ditambah juga sulitnya mencari taksi yang akan membawa kami ke mochit bus
station.
2. Langkah kedua, pergilah ke Mochit bus station atau yang lebih dikenal dengan Mochit 2.
Kalian bisa pergi dengan BTS ke Mochit dan dilanjut naik bis. Entah bis nomor
berapa kemarin sempet searching tapi karena kami tidak memakai alternatif itu
jadi lupa *maaf. Berhubung kami berlima dan setelah dihitung2 harga naik BTS
nyambung sama saja dengan naik taksi atau grab (lebih disarankan naik taksi
meter saja, karena berdasarkan pengamatan harga, lebih murah pakai taksi meter
dari pada naik grab. Oiya, taksinya nyetop di jalan aja, tapi pake meter atau
argo ya).
3. Langkah ketiga, belilah tiket bus jurusan Pak Chong. Tiket bisa dibeli di loket bis nomor
(nah yang ini berdasarkan blog walking saya, ada yg bilang ke loket 68, ada jg
yang bilang loket 48). Kemarin kami mengikuti ke loket 68. Tapi loketnya tutup
dan loket 69 buka dan tertulis Pak chong juga di situ. Walhasil, belilah kami
tiket di situ dengan harga 150 Baht per orang.
4. Langkah keempat, menujulah ke gate bis sesuai arahan penjual tiket. Kemarin kami si di
gate (gate atau Line ya) 70. Masuk bis, dan menunggu sampai bis berjalan ke Pak
Chong.
Oiya, kemarin kami menunggu lamaaaa
banget buat bus jalan. Kami masuk bis jam 09.00. Dan bus baru jalan jam 10.45.
What a banget. Sampe laper laper deh. Penjual tiketnya bilang perjalanan dua
jam. Tetapi kenyataannya, perjalanan 3 jam lebih. Huowww. Lusuh deh kami.
Kayaknya kami salah ambil bis deh. Kayaknya si, kayaknya ya, jadi bus yang
lewat ke Pak Chong itu ada banyak penyedia gitu, nah yang kami beli itu bukan
yang terbaik. Tapi yasudahlah kami sampai juga kok ke Pak Chong. Selama
perjalanan, ada berhenti-berhentinya. Bisa buat pip*s atau nyari makanan. Kami
si udah males.
5. Langkah kelima, setelah disampaikan di Pak Chong, bingung deh kami. Kemudian muncullah
Ibu Noch yang baik hati banget mengarahkan kami bagaimana how to get to Primo Piazza impian kami.
Jadi seturunnya kami di Pak Chong (jadi
dia bukan terminal, hanya semacam terminal bayangan di mana bis-bis kadang
menurunkan penumpang di situ). Bilang aja si sama supir atau kernetnya kalau
kalian mau ke Khao Yai.
Oiya, kemarin kami blind banget turunnya di Pak Chong sebelah mana. Bilang
ke kernet sama supir buat diturunkan di Pak Chong, pake Google Translate atau
pake Bahasa Inggris, merekanya jawabnya pake bahasa Thailand. Kami geleng2 dan
desperate. Tapi akhirnya diturunkan di tempat yang benar juga si.
Lanjut ke Ibu Noch, jadi dari terminal
Pak Chong, alternatif transport ke Khao Yai adalah dengan sewa motor seharga
300 baht/motor/24 jam atau dengan sewa mobil seharga 2500 Baht (kata blog).
Kemudian Ibu Noch menawarkan kami untuk naik Songthaew dengan harga 1500 Baht
untuk dua tempat tujuan. Dengan pertimbangan waktu saat itu sudah menginjak
sore, dan kami berlima, sewa motor butuh 3 motor jadi 900 Baht ditambah bensin
100 Baht per motor. Jatuhnya sama saja harganya. Ditambah pula kami bakal butuh
waktu buat baca maps. Iya kalau ketemu dan akurat. Finally kami ambil tawaran
dari Ibu Noch. Jug ijag ijug, ternyata lumayan jauh lho menuju ke Primo Piazza.
Kami bersyukur ambil tawaran Ibu Noch. Jadi bisa ngobrol-ngobrol cantik kan di
dalem songthaew sambil lihatin jalanan Khao Yai yang alus dan gede beut.
Ngomong ngomong Ibu Noch, beliau baik
banget dan yang asoy bisa bahasa Inggris. Hamdalah. Jadi sesampainya di Pak
Chong, kami nanya toilet, diarahkan di mana toilet, kami nanya tempat sholat,
dijawab gak ada tempat sholat (emang gak ada si). Terus kami diberikan waktu
buat belanja2 di sevel dulu sebelum meluncur ke Primo dan Palio. Seselesainya
dari trip, kami juga dicarikan dan ditungguin sampai kami dapat bis ke Bangkok.
Dan oh, kami dapat tiket bis ke Bangkok just 120 Baht. Yaiyuy, kami rugi 30
Baht deh. Dan setelah kami dapet bus dan mau naik bis, ibu Noch gak minta
komisi atau bayaran apapun dong. Saya dan temen2 sempet pandang-pandangan.
Beneran nih masih ada orang baik di tempat wisata apalagi di luar negeri
begini? Beliau cuma minta dipromoin ke teman-teman yang mau ke Khao Yai. That's
why saya bikin postingan ini.
Setelah say goodbye dan thank you sama
Ibu Noch, kembalilah kami ke Bangkok dengan bahagia namun lelah. Oiya ini nomor HP Ibu Noch bisa diminta via DM ya.
Dan, ini sekilas pandang objek-objek di
Khao Yai yang kami datangi.
Primo Piazza
Tiket masuk: 200 Baht
Isinya: komplek perumahan ala Eropa gitu
deh. Sebelum ke Eropa beneran, bisa lah buat pemanasan di Primo Piazza ini.
Cekrek cekrek yang banyak ya, udah bayar mahal sist. Feel fotografer kalian
harus lebih jeli biar bisa menangkap ke-chic-an tiap sudut Primo Piazza.
Di samping komplek ala Eropa, kalian
bisa beri makan kambing (kambing? Iya, kambing sama kayak yang ada di kampung
saya). Ada juga alpaca si. Yang seolah olah berada di Australia. Tapi pas
kemarin ke sana, cuma ada sedikit alpacanya. Itu pun pada menjauh dan gak bisa
kami kasih makan.
Palio Village
Tiket masuk: free
Isinya: toko-toko yang jual barang apa
saja dengan konsep pertokoan layaknya Eropa (duh, kenapa lagi lagi Eropa si).
Harganya mahal mahal si. Enggak cocok buat traveler kere hore macam kami. Jadi
di situ kami cuma lihat lihat sebentar dan pulang.
Sekian catatan flashpacker kami ke Khao Yai. Kalau saya si suka sama
daerahnya. Dingin, adem, banyak makanan di night marketnya (kelihatan pas kami
jalan tapi kami gak brenti), dan penginepannya yang kami lihat pas perjalanan
ke Primo konsepnya unik-unik. Next time kalau ke sana lagi mau nginep ahhh.
InsyaaAllah
Semoga membantu buat teman-teman yang
mau ke sana ya.
Kap kun Kha, Kap kun Khrap
Penampakan Loket Bus ke Pak Chong
Udah pada bete menunggu bis jalan
Tiket bis ke Pak Chong
Songthaew dan Bapak Supir Songthaew
Tiket masuk Primo Piazza seharga 200 Baht
Primo Piazza
Primo Piazza
Primo Piazza
Palio Village
Palio Village